Monday, May 28, 2007

lelah

aku tak cukup kuat

untuk mengejar

satu titik cahaya

yang ingin kugapai


lorong gelap itu

terlalu panjang

berliku

tak ada arah

tak ada petunjuk


aku lelah

ingin istirahat sejenak

merenungi

perjalanan panjang


aku merindukan

tarian jiwa

nyanyian hati


aku merindukan

adanya diriku

seutuhnya

*** d.purnami

28 Mei 2007

Senja

duduk diantara kursi kosong

menjadi saksi jatuhnya senja

menikmati semilir angin

hampir dua jam

berceloteh tentang hal yang terlintas di benak

menertawakan kekonyolan hidup

memberi hangat suasana dalam keakraban


menyeruput kopi yang mengepul

mengisap dalam rokok kretek

dan mereguk anggur merah

kutatap dirimu


dalam setiap tegukan kopi

ku tahu kau menelan kenyataan

dalam setiap isapan rokokmu

kutahu kau katakana betapa kau cinta padaku

dalam setiap hembusan asapmu

ku tahu kau betapa menginginkanku

dan dibawah anggur merah

kau ingin berteriak


senja berganti petang

aku belum beri kau isyarat


***d.purnami
23 Mei 2007

Kembali

petang telah datang
tak lagi ramai
kitapun harus berpisah
akhiri cerita hari ini

tubuhmu telah menghilang
tak lagi nampak
akupun membalikkan badan
menyusuri jalan

tapi
aku kembali lagi
ketempat itu
duduk seorang diri

menghayati waktu yang terlewati
menghirup bau yang tertinggal
mengingat setiap kata yang terucap
merasakan hangatnya hati

***d.purnami
Ubud, 26 Mei 2007

Monday, May 14, 2007

kehangatan

bukan karena syal yang kau balutkan

atau jaket yang kau pinjamkan

ataupun anggur merah yang kuteguk


kehangatan yang begitu dalam

jauh, di dasar lubuk hati

menjalar

mengalir

dalam darah

dalam hembusan nafas


kehangatan jiwa

beri bahagia

beri damai

begitu nikmat dan nyaman kurasa


kehangatan yang teramu dari

kejujuran

tulus hati

cinta

kasih sayang


*** d.purnami

Friday, May 11, 2007

sebuah kesempurnaan

Aku tahu

Kau ingin nampak sempurna

Lakukan yang terbaik

Tanpa cela sedikitpun


Tapi satu hal,

Kesempurnaan

Tak akan beri arti

Tanpa

Kejujuran



*** d.purnami, May 2007

mengetuk dan menutup

aku sadar tak akan pernah bisa menggenggammu

kau bagai angin, tak nampak namun terasa


jika suatu saat kau harus pergi

tutuplah pintu itu

jangan tinggalkan bantingan keras

memekakkan telinga dan luka

pamitanlah dengan senyum


sama seperti ketika dulu kau datang

mengetuk dengan sopan dan halus

menunggu

tersenyum


*** d.purnami, May 2007

jangan beri aku lebih

jangan beri aku cinta

atau hanya sekedar ucap & ungkap rasa suka

cukup kasih sayang yang tulus


jangan beri aku ciuman

aku hanya butuh pelukan

atau pinjamkan sesekali pundakmu untuk bersandar

sekedar tuk melepas gelisah


Jangan pandangi dada, pingul dan jenjang betisku

Tapi tataplah mataku

kau juga kan rasakan nikmat terdalam


Jangan sentuh leherku tuk bangkitkan gairah

cukup genggam erat tanganku


jangan beri aku lebih


*** d.purnami, May 2007

Sunday, May 6, 2007

aku dan ketakutanku

cemas,
resah,
gelisah,

waktu terasa lama
membuat hati semakin resah
menghirup nafas dalam
sekedar tenangkan hati
yakinkan diri semua akan berjalan lancar
keringat dingin mengucur
menambah ketakutan

pintu terbuka
ramah sapanya
seolah ingin tenangkan gelisah

genggaman tangan harus kulepas
melangkah seorang diri
tanpa menoleh kebelakang

sepi
hanya aku dan dia
sorot lampu silaukan mata
aku semakin bergetar

telinga mendengung
lidah kelu
tak ingin ucap kata
takut semakin menyergap

tangan halus
dentingan alat bersentuhan

perih...
tersayat...
nyeri..
mengerang..
mengejang...

aku masih sendiri diruangan itu
kubuka mata
semua telah selesai
dia tersenyum
semua segera baik-baik saja.

.. tak salah ucap

kata-katanya bagai sebuah maklumat
menghunus tajam menyayat hati
lelehkan air mata yang tak seharunya jatuh
melemaskan seluruh saraf

berharap aslah dengar
atau salah ucap
sekedar guyonan di siang hari
tuk usir penat

mata beradu
saling yakinkan diri
hanya lelucuon intelektual

mencoba terbahak
tetapi tak ada yang lucu
yang tersisa kelu
ketika yang didengar tak salah kata

coba tenangkan diri
berkata dalam hati

dia hanya manusia biasa
sekedar ramalan didukung data dan fakta
bicara berdasar diagnosa
dia bukan penentu

***d.purnami, mei 2007

Friday, May 4, 2007

I’ll be alright

sudah selesai

titik bukan koma

bukan sampai jumpa

tapi cukup sampai disini


kembangkan senyum terindah

hembuskan nafas terdalam

tak usah ucap kata

diam pilihan yang tepat

kenangan tak usah disimpan

akan rusak saraf halus

tutup ! jangan sisakan ruang

hapus ! ambil lagi kertas kosong

goreskan indah warna dan lukis kembali

untuk sesuatu yang baru


semua akan baik-baik saja

mentari tetap bersinar

bumi tetap berputar

waktu tertap berjalan


lahir sendiri matipun sendiri

mereka hadir hanya mendukung

tuk semarakkan sandiwara hidup

semua akan berjalan sesuai cerita

dan baik baik saja


*** d.purnami, Mei 2007

kata seorang sahabat

Apa yang mungkin terjadi dalam waktu 24 jam?

Apapun bisa terjadi.

Keberuntungan, kesuksesan, kebahagiaan, rejeki nomplok atau mungkin malah sebaliknya semua yang terjadi terasa buntung, gagal, atau kehilangan dan ditinggalkan orang terkasih. bisa juga satu hari itu dilewati dengan damai dan aman-aman saja.

Hari ini aku sedang buntung, bahagia tak berpihak padaku, masalah menemani sampai harus menguras emosi. Namun saat tetesan air mata terakhir kuseka, aku teringat seorang sahabat yang pernah berkata padaku

“ seorang perempuan kalau sedang merasa senang dia tidak akan berteriak girang namun hanya tersenyum penuh arti, begitupun saat kesedihan menghampiri dia tak akan tenggelam dan hanyut, namun segera bangkit mencari pemecahan”

Thanks untuk dia, seorang sahabat yang ajari aku arti seorang perempuan.

*** d.purnami, Mei 2007

Thursday, May 3, 2007

arti hadirnya


datang tanpa ketukan

masuk menelisik menuju yang terdalam

bersemayam dan mengendap dalam lubuk.


datang dan pergi bagai sebuah musim

sisakan rindu di hati tuk dinanti

terbang tertiup angin

kembali terbawa masa

tak selamanya dapat kugenggam

hanya sisakan harapan yang selalu kurindu


resah saat penantian tak kunjung tiba

indah ketika dia kembali menyapa

merindu

mendambakannya

entah esok akan terasa sama

atau hanya hampa


angin tuntunlah tuk ikuti hembusanmu

menemui harapan memupuk rindu

agar bisa rasakan hal yang sama


*** d.purnami, 3 May 2007.

... yang terbaik '

aku tak menunduk lagi

tak akan ingkari

atau bersembunyi

dan takut


aku berani

mengetuk pintumu

menengadah

menyapamu

tanyakan jalanku


aku siap atas jawabanmu

tulus, iklas dan berserah

menerima segala hendak


kuyakin kau tak akan siakan aku

dan beri yang terbaik


*** d.purnami
Ubud, Mei 2007

Bangku panjang stasiun

malam kian pekat

aku masih terduduk di bangku panjang stasiun

menanti kereta terakhir yang lewat

berharap kau ada disana


entah sudah berapa puisi yang tercipa

terangkai dalam indah dan perihnya kata

mengenang cerita lalu tentang kita

dalam bangku panjang stasiun


tak ada kereta lagi yang datang

dingin telah menusuk tulang

syal merah kukalungkan

beri dekapan hangat


mentari telah merekah

kau tak ada di kereta terakhir itu

bangku disisiku telah terisi

Tapi bukan olehmu


*** d.purnami.
Ubud, April 2007

Sudut kecil

hanya sebagian tak utuh

kau isi satu sudut saja

dirasakan olehnya sudah penuh

dan kau dihamba penuh sahaja


Padahal bagimu dia tak cukup sempurna

Tak cukup indah untuk kau bawa

Tapi tetap kau tempati sudut kecil itu


aku datang tuk isi sisa sudut yang lain

tak diberikan ruang sedikitpun

ruang itu akan tetap kosong

hanya disisakan untukmu


aku melihat dia sempurna

dan aku ingin isi dengan penuh

pergilah kau dari sudut kecil itu

agar aku bisa isi dengan utuh


*** d.purnami April 2007