Friday, April 11, 2008

Rindu Lilin pada Obor

Dengan nyalanya yang kecil,
teguh ingin menerangi seluruh ruang
sesekali meredup diterpa tiupan angin
bersabar meleleh dalam hitungan waktu
hingga tak bersisa.


Dengan nyalanya yang kecil,
berjuang dalam pekat malam
membawa amanah tuk menerangi
walau luluh seiring detik

Dalam nyalanya yang kecil
dia begitu merindukan Obor
tempatnya dulu meminta api
yang menjadikannya lilin.

Obor sang panutan lilin
pernah menerangi seisi rumah yang tak hanya ruang saja
beri terang pada rumah yang bergempita
berdiri kokoh dengan nyala besar.

Ingin lilin seperti Obor
namun apa daya ia hanya sebatang lilin kecil
dengan nyala sebatas ruang
yang hanya mampu menampakkan bayang.

Kini lilin sendiri dalam ruang itu
menunggu waktu tuk meleleh.
dengan ditemani bayang.

Dalam pekat,
Lilin kecil begitu merindukan Obor.

d.purnami
11 April 2008
Miss u dad.

Sadar

Hingga hari ini,
aku masih belum tersadar
walau darah anjing telah basuh pertiwi
air suci dari sekian mata pancuran menyiram tubuhku
mantra dari tumpukan lontar telah dibacakan.


Belum juga aku tersadar,
empat puluh dua hari sudah aku berhitung
sekian malam terlewati
wujudmu sejatinya tak akan pernah nampak
hangat candamu tak lagi hiasi haru kehidupan.


Tersadarkah aku,
jika suaramu telah menghilang cukup lama
wajahmu makin memudar dalam benak
namamu semakin dilupakan
jejakmu telah terhapus waktu.


Kapankah aku akan tersadar,
Senyummu adalah dingin kabut
Jiwamu hanya derai angin
Baumu kini harum cendana


Tak ada yang menyadarkanku,
bahwa matahari tetap bersinar
waktu tetap berhitung
ruang semakin sempit
aku semakin terhimpit
dalam ketidak sadaran


Kepada siapa aku harus bertanya,
aku tak punya cermin
airpun keruh
bayanganku tak nampak


Hingga hari ini,
satu hal yang kusadari
kalau aku tak pernah lelah berharap
teguh hati ini bersetia menantinya disatu bintang
dikelam malam yang ditemani kunang-kunang
walau hingga tertidur dibawah embun.


Hingga hari ini,
aku tersadar
aku memang masih belum mau menyadarinya
bahwa kau adalah dingin kabut, derai angin dan harum cendana.


11 April 2008.
2 bulan setelah 11 februari