Friday, December 18, 2009

Aku dimana?

Mereka perempuan-perempuan berukuran bra 36/38 cup B.
Bukan bra berenda tapi bra katun polos warna senada kulit, kancingnya put atas putingnya yang menghitam.

Didalamnya sumber hidup bagi bayi dipangkuannya.

Perempuan-perempuan hebat. Tiada lelah seperti sapi perah.

---

Mereka lelaki-lelaki yang berkantung mata hitam.
Terkantuk tiap pagi.
Disela kopi bercerita tentang popok basah yang harus di cuci,
Bukan lagi bualan bra hitam berenda.

---

Mereka para lelaki yang harum, berbaju bagus, berwajah porselen, bermobil mewah.
terlalu sensitif walau tak datang bulan,
Terlalu perhatian walau bukan perempuan.

Berceloteh tentang anak-anak mereka yang diadopsi dan dibesarkan bersama-sama.

" ibuku itu, lelaki yang botak, begitulah dia memperkenalkan keluarganya kelak "

----
Begitupula para perempuan yang membesarkan anak bersama.

" Ibu ini, seperti ayah ku, dia selalu membelaku jika ada yg nakal terhadapku"

----

Aku dimana?
Aku hanya perempuan yang meneteki tanpa air susu.


Ubud, 18 desember 2009
D.purnami
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Selamat malam dokter

Mataku masih belum terpejam walau waktu sudah menunjukkan tengah malam.

Larut semakin larut begitulah malam yg mulai dingin.
Seperti fikiranku yg larut membekukan otakku.

Aku tidak menghitung domba agar kantukku datang.
Tapi aku menghitung jumlah dokter yang telah dan akan kutemui sebulan ini.

Ah, genap sembilan. Sudah kutemui 6 orang tinggal 3 orang lagi.
Akhir tahun dipenghujung desember, waktu cuti berliburku harus kugunakan untuk berkencan dengan mereka.

----
Aku teringat tentang permintaan seorang dokter yang telah kutemui agar aku beraktivitas yang menenangkan dan tidak boleh ada unsur yang mengejutkan.

Akupun mengiyakan; meluncurlah aku dari ketinggian 10 meter dan merasakan seperti mati terlempar. - menyenangkan! Dan kuulangi sekian kali. Aku terkejut dok!

-------

Dokterpun menyarankanku untuk berdiet dan mengatur pola makan agar organ tubuh vitalku kembali sehat dan normal.

Bukankah aku memang tidak normal dok? Aku masih ingat sederet panjang list alergiku dari makanan, cuaca, obat,serta bahan pakaian. Terlalu panjang listnya!
Menderita sekali rasanya dok!

-----
"Kamu pasien bandel!"

"Tidak dok, saya cuman ingin menikmati hidup.
Yang membuat saya hidup bukan pil yang harus saya minum tiap hari.
Tapi semangat hidup saya dok!
Itu yang membuat saya bertahan sampai malam ini."

Ngggg.....
Dan akupun salah..
Semangat hidup hanya satu sisi dari keping mata uang.
Sisi lainnya dibutuhkan menjadi seorang pecundang kalah dan mengakui diri memang sakit dan harus menelam pil pil itu tiap beberapa jam!

" Dokter benar, saya pasien bandel"
------

Kemudian, metabolisme tubuh ini semakin menurun. Terlalu lesu untuk tersenyum, terlalu lelah untuk beraktivitas.

Di daftar A obat flu biasa yang kuminum seharusnya tak berdampak alergi bagi tubuhku, tapi nyatanya kini dia telah membuatku bengkak sekujur tubuh, kembali aku berlari menemui dokter untuk diberi anti alergi.
------

Akupun masih harus menemui satu dokter lagi, yang akan mengutak atik tubuhku, membiusku, memperbaiki saluran-saluran yang macet, memperlebarnya, membersihkannya.


Wait a minute!
Hey, itu sebenarnya dokter atau mario bross dan luigi?
"Dia benar lagi, itu dokter! mario bross tidak pakai baju putih!"

Ya baiklah, Aku akan masuk bengkel manusia, tubuh ini perlu diservis!
-----

Malam tadi,
Dokter beri saya obat tidur yang menenangkan fikiran saya,
Dan kutelan tiap 6 jam, aku hanya merasakan tubuhku melayang, tapi tidak tidur dan tidak tenang.


Malam sudah larut..
Aku belum terpejam...
Dokter sudah menelan obat tidurnya dia terlelap.

Selamat malam dokter..
Sweet dream.

Ubud, 18 desember 2009
D.purnami
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT