Monday, March 31, 2008

cheers

Lets go Kids

Bermain dan makan ice cream bersama

Bermain dan bermain !

Mungkin itulah hal yang memenuhi isi kepala kita dimasa kecil.

Lama sekali rasanya aku tak bermain, berlari dan berkejar-kejaran. Walaupun kaki terseok-seok karena jatuh terpeleset tak mengurangi keinganku untuk mengajak anak-anak kecil itu bermain.

Sembari makan ice cream bersama kami bercerita dan tertawa.

Berbaur dengan kenaifan serta keluguan anak usia 10 tahun.

[Andai rejeki ini lancar tentunya mereka akan semakin sering makan ice cream ha..ha..]

Hari-hariku belakangan ini sedikit melelahkan dengan urusan kehidupan dan pekerjaan. Terlalu sering bertemu dengan orang dewasa yang selalu membawa masalah yang kompleks.

Ah.. aku rindu dengan bau basah tanah sawah, rindu mengejar capung, menari di bawah terik dan semilir angin. Dan indahnya hariku sewaktu dulu tanpa jadwal yang padat oleh les ini itu.
[ thanks untuk ayah yang rela berantem dengan ibu untuk memberiku kesempatan lebih banyak bermain di sawah daripada mengikuti les privat yang mejemukan]

Salam ceria,

Kadek Purnami

Thursday, March 20, 2008

Cita-citaku yang sederhana


Sore yang basah oleh hujan, aku duduk di antara tumpukan buku, kanvas dan warna. Sebentar lagi jam 3 sore, masih gerimis. Aku khawatir malaikat-malaikat kecil itu tidak muncul.

Hari ini adalah pertemuan pertama kami dalam program melukis yang kususun untuk mereka. Seniman dan material telah siap, tinggal menantikan kedatangan mereka.

Dalam hati aku berbisik, “Ah, akhirnya aku bisa juga mewujudkan cita-cita kita

[aku dan bapak]. Aku teringat perbincangan yang sudah cukup lama antara kami.

Ketika dulu setelah kuliah aku ingin membuat klub menggambar dan membaca dirumah. Garasi rumah kami cukup menampung 20 anak, areal bermain dibawah pohon rambutan serta kolam ikan dibelakang rumah cukup untuk wahana mereka berekspresi. Aku membayangkan aktivitas sederhana yang bisa kami lakukan; membaca, mendongeng, melukis, memancing ikan, memelihara burung, jalan ke sawah ataupun ke hutan dekat rumah. Kegiatan tentunya akan lebih menarik dengan makan es krim atau bikin rujak.

Penyesalanpun datang, cita-cita yang sangat sederhana belum dapat kami wujudkan hingga sampai bapak berpulang. Semua karena waktu yang tak kunjung luang. Penyelasan dan penyesalan, waktu yang seharusnya aku lewati bersama dengan bapak dan anak-anak sudah tidak mungkin direngkuh lagi.

Aku bertekad, cita-cita yang sederhana itu harus tetap aku wujudkan.Yang ada kini tinggal aku dan anak-anak. Hingga tiba hari ini, sebulan sepeninggal bapak kuwujudkan cita-cita kami yang aku dedikasikan untuk dia.

Anak-anak pun datang setelah hujan reda, tepat jam 3. Mereka antusias ingin melukis, para orang tua bersetia menemani. Kamipun antusias menyambutnya. Kuawali dengan permainan yang mengakrabkan mereka untuk merasa bersaudara kemudian, sang senimanpun menurunkan ilmunya kepada anak-anak.

Bukit campuhan yang menghampar luas dan hijau, rindu ilalang pada sang hujan.

Thanks untuk Yayasan Saraswati yang menfasilitasiku untuk mewujudkan cita-cita ini.

Program lainnya akan kita wujudkan lagi untuk anak-anaku.

Salam cinta,

Kadek Purnami

Thursday, March 13, 2008

Sendiri

Pernahkah anda merasa takut sendiri? Takut tidak mempunyai teman, sahabat ataupun keluarga yang peduli?


Dulu saya pernah merasa was was jika dalam 1 jam handphone saya tidak berbunyi. Bagi saya, itu sebuah pertanda teman-teman tak ingat saya. Dengan sigap jari saya akan mengetik sms untuk dikirimkan kepada mereka dan mengirim ulang sms jika ternyata tak dibalas. Fasilitas lain seperti Yahoo messenger, Email, Friendster ataupun Facebook juga saya gunakan untuk tetap berkomunikasi dengan teman.

Tentunya karena saya merasa takut sendiri.


Beberapa minggu ini saya merenung, apakah semua itu nyata?

[setelah begitu lama memandangi foto ayah saya]


Saya terdiam cukup lama, melihat kenyataan. Benak saya terasa penuh namun hanya terfokus pada satu hal. Yepp !!! Perjalanan hidup; Lahir, tumbuh berkembang, bertahan hidup, sakit dan meninggal.

Semua diawali dan diakhiri dengan kesendirian.


Jadi jika seperti itu haruskah kita takut pada kesendirian?


Ketika tubuh kita menjadi abu yang tertinggal hanya nama dan kenangan, sisanya tak ada. Atau ketika kita hidup mencapai puncak kejayaan; orang-orang datang dan pergi memberi sanjungan, celaan dan penghianatan. Semua itu adalah elemen penting untuk melengkapi kisah kehidupan kita. Mereka hadir sebagai pemain pendukung, pemeran utama dalam cerita perjalanan hidup tetaplah diri kita sendiri.


Memori saya terbuka kembali oleh cerita “Pak Yoyo” tentang perjalanan hidup yang
menurutnya bahwa kehidupan itu seperti Piramid, mengkerucut ke atas hingga sampai pada puncaknya sebuah titik nol = kosong.


Kini, saya tidak takut sendiri lagi. Jika kita bersahabat dengan kesendirian akan terasa indah. Toh semua pada akhirnya kembali pada titik nol. Sendiri lagi.

Salam kasih,

Kadek Purnami

Tuesday, March 4, 2008

Kunang-kunang

Walau kau tak sehebat matahari

ataupun tak sebesar nyala obor


namun,

Cayahayamu telah terangi jiwaku disaat gelap.

kau telah jadikan malam tetap terasa indah


Kunang-kunang,

Pada cahaya kecilmu aku ingin berpegang.

Pada sayapmu aku akan terbang.

Bersamamu, kunang-kunang.

kan kulewati sisa malam ini tanpa nyala obor.


d.purnami

Nyepi

Dalam hening dan diam

waktu menjadi jeda dan tersedia

untuk direnungi detik demi detik


Yang telah berlalu menjadi masa lampau

Saat ini, suka cita untuk dinikmati

Dan esok, mari kita menaruh harapan untuk lebih baik


Hati mengunci mulut tuk bicara

Fikiran menutup telinga

Rasa memejamkan mata


Dalam ketiadaan

Mencoba memahami

Kekosongan

Menikmati sepi


Dalam diam.

Kuucap

Selamat merayakan hari raya Nyepi.

d.purnami