Sunday, May 6, 2007

aku dan ketakutanku

cemas,
resah,
gelisah,

waktu terasa lama
membuat hati semakin resah
menghirup nafas dalam
sekedar tenangkan hati
yakinkan diri semua akan berjalan lancar
keringat dingin mengucur
menambah ketakutan

pintu terbuka
ramah sapanya
seolah ingin tenangkan gelisah

genggaman tangan harus kulepas
melangkah seorang diri
tanpa menoleh kebelakang

sepi
hanya aku dan dia
sorot lampu silaukan mata
aku semakin bergetar

telinga mendengung
lidah kelu
tak ingin ucap kata
takut semakin menyergap

tangan halus
dentingan alat bersentuhan

perih...
tersayat...
nyeri..
mengerang..
mengejang...

aku masih sendiri diruangan itu
kubuka mata
semua telah selesai
dia tersenyum
semua segera baik-baik saja.

.. tak salah ucap

kata-katanya bagai sebuah maklumat
menghunus tajam menyayat hati
lelehkan air mata yang tak seharunya jatuh
melemaskan seluruh saraf

berharap aslah dengar
atau salah ucap
sekedar guyonan di siang hari
tuk usir penat

mata beradu
saling yakinkan diri
hanya lelucuon intelektual

mencoba terbahak
tetapi tak ada yang lucu
yang tersisa kelu
ketika yang didengar tak salah kata

coba tenangkan diri
berkata dalam hati

dia hanya manusia biasa
sekedar ramalan didukung data dan fakta
bicara berdasar diagnosa
dia bukan penentu

***d.purnami, mei 2007