Thursday, March 20, 2008

Cita-citaku yang sederhana


Sore yang basah oleh hujan, aku duduk di antara tumpukan buku, kanvas dan warna. Sebentar lagi jam 3 sore, masih gerimis. Aku khawatir malaikat-malaikat kecil itu tidak muncul.

Hari ini adalah pertemuan pertama kami dalam program melukis yang kususun untuk mereka. Seniman dan material telah siap, tinggal menantikan kedatangan mereka.

Dalam hati aku berbisik, “Ah, akhirnya aku bisa juga mewujudkan cita-cita kita

[aku dan bapak]. Aku teringat perbincangan yang sudah cukup lama antara kami.

Ketika dulu setelah kuliah aku ingin membuat klub menggambar dan membaca dirumah. Garasi rumah kami cukup menampung 20 anak, areal bermain dibawah pohon rambutan serta kolam ikan dibelakang rumah cukup untuk wahana mereka berekspresi. Aku membayangkan aktivitas sederhana yang bisa kami lakukan; membaca, mendongeng, melukis, memancing ikan, memelihara burung, jalan ke sawah ataupun ke hutan dekat rumah. Kegiatan tentunya akan lebih menarik dengan makan es krim atau bikin rujak.

Penyesalanpun datang, cita-cita yang sangat sederhana belum dapat kami wujudkan hingga sampai bapak berpulang. Semua karena waktu yang tak kunjung luang. Penyelasan dan penyesalan, waktu yang seharusnya aku lewati bersama dengan bapak dan anak-anak sudah tidak mungkin direngkuh lagi.

Aku bertekad, cita-cita yang sederhana itu harus tetap aku wujudkan.Yang ada kini tinggal aku dan anak-anak. Hingga tiba hari ini, sebulan sepeninggal bapak kuwujudkan cita-cita kami yang aku dedikasikan untuk dia.

Anak-anak pun datang setelah hujan reda, tepat jam 3. Mereka antusias ingin melukis, para orang tua bersetia menemani. Kamipun antusias menyambutnya. Kuawali dengan permainan yang mengakrabkan mereka untuk merasa bersaudara kemudian, sang senimanpun menurunkan ilmunya kepada anak-anak.

Bukit campuhan yang menghampar luas dan hijau, rindu ilalang pada sang hujan.

Thanks untuk Yayasan Saraswati yang menfasilitasiku untuk mewujudkan cita-cita ini.

Program lainnya akan kita wujudkan lagi untuk anak-anaku.

Salam cinta,

Kadek Purnami