Monday, January 21, 2008

Bukit Diseberang Jendela

Sejauh mata memandang,

hanya hamparan hijau yang membentang luas

sesekali rerumputan itu bergoyang diterpa angin

menyejukan mata

juga hati

Terkadang,

ingin aku mempunyai sayap

terbang dan menyeberang

menari diatas rumput yang basah

didendangkan semilir angin

Namun tiba-tiba

aku terjerembab

tertegun dalam dudukku

anganku telah terbang untuk kesekian kalinya

angan yang bersayap

telah terbang bebas

melampau batas

Kumelirik,

dia masih duduk pada daun jendela

matanya syahdu dan dalam

memandang jauh ke bukit seberang

adakah dia memikirkan hal yang sama

Pada sebatang pohon

sepasang kelinci masyuk memadu cinta

berpeluh dan basah.

di bukit seberang.

Dia,

sesekali meliriku dalam

seolah ingin berkata

“andai aku seperti burung

akan kubawa terbang

menari mengitari bukit ini”

Bukit itu telah basah oleh embun

langit memerah

senja kian menghilang

aku bangkit dan menutup jendelaku

esok aku akan kembali duduk di daun jendela ini

dengan secangkir kopi yang mengepul.


d.purnami

21 Januari 2008