Pada sebuah pagi yang menyambut
Mentari hangatkan bumi
Dedaunan berayun menghantarkan angin
Seekor anjing bergeliat malas enggan tuk beranjak
Dan kami para manusia hendak memulai cerita kehidupan.
Ku menatap sawah hijau yang membentang
Merasakan tiupan semilir angin
Dan gemericik air yang mengalir
Nyanyian burung bagai bait nada yang indah
Terbang rendah mencari makan
Sebuah pagi yang indah
Kutelusuri setapak demi setapak tanah sawah ini
Saya terdiam dan bertanya dalam hati
Mampukah saya menjaga alam yang indah ini
Sayapun menunduk malu atau entah apa
Belum banyak hal yang dapat kulakukan
…. Idep Demosite 5-9 november 2007
Sekeping cerita bersama sahabat.
------------------------------------------------
Wisnu telah membasuh pertiwi selama lebih dari 2 minggu, tumbuhan dan tanah menjadi basah memberikan kesegaran jiwa. Pepohonan seolah bersorak girang setelah kemarau yang cukup panjang.
Aktivitas memang sedikit tersendat, dan waktu saya menjadi lebih banyak untuk duduk terpaku dibalik jendela memandangi rinai hujan yang bagai jarum perak menghunus. Air sungai mengalir deras di bawah kamar, memang tak terdengar romantis seperti biasanya. Sayapun menjadi sedikit cemas jika terjadi banjir.
Kopi pun telah dituang untuk cangkir yang kedua, hujan belum juga reda, besok adalah natal, saudara umat kristiani tentunya juga sedang bersuka cita menyambut hari yang damai. Atau seorang sahabat yang sedang bahagia merayakan hari ulang tahunya. Ya semoga semua berbahagia.
Sambil mengetik saya memperhatikan telunjuk saya yang masih terasa sakit, cidera ringan waktu simulasi penyelamatan korban. Saya teringat dengan teman-teman sukarelawan penanggulangan bencana di nusa ceningan, nusa lembongan, tegalalang, dompu, rembang, aceh. Teman nampaknya kita sudah harus bersiap sedia menjadi tim relawan jika bencana datang menghampiri. Hujan semakin deras di bulan Desember.
d.purnami
24 Desember 2007