Monday, November 15, 2010

Pintu rahasia

Pintu rahasia

Ingatkah kau tentang rel tua di belakang rumah itu?

Besi merah yang tersamar dedaun kering.

Ribuan tapak kakiku tertinggal disana, lenyap terhempas angin dan sebagian menyusup pada pori tanah.

Pada pintu kecil itu aku akan menjentikkan jemariku, memainkan nada nada rahasia kita.

Jika nada itu tak terbalaskan oleh syahdu senandung mu,
Maka pot kecil itu akan penuh oleh kertas yang berisikan kisah yg ingin kuceritakan padamu.

Aku terus kembali menyusuri rel tua, menjentikan jemari pada pintu kayu,
Dan senandungmu tak pernah terdengar lagi

Pintu itu kian tersamar oleh semak belukar, dan pot kecil itu terlalu penuh oleh tumpukan kertas yg kian hilang hurufnya satu demi satu.

Kau tak pernah lagi membuka pintu rahasia itu,
Tak ada lagi senandungmu
Dan jemariku sudah tak ingat lagi menjentikkan nada-nada.

Hingga pada sebuah hari,
Aku tak mengetuk lagi pintu rahasia itu.

Apakah kau memikirkan aku yg sedang berjalan menyusuri besi tua dan melenyapkan setapak jalanku diantara daun kering?

Aku hanya ingin kau khawatir, dan menyusuri besi tua itu tuk mencari jejakku.

Tapi kau terlalu dingin untuk khawatir.

Ubud, 15 november 2010
Kadek purnami
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

kembali mengisi blog

Postingan terkahir saya bulan Mei, nyaris selama 5 bulan saya vakum sementara untuk menulis di blog ini. Kini november, sebuah bulan yang mengawali kesenggangan waktu saya. Mulai melihat segala sesuatu secara lebih detail.

mari berceloteh lagi.
Salam,
Kadek Purnami