Sunday, July 26, 2009

Koma (---- , ----)

Tomi baru saja lulus smp, saat ini sedang mencari sekolah menengah umum.
Dia tak lulus di sekolah yg di idamkan.
Bapaknya pun sangat marah terhadapnya.


Tomi sedang makan mie sendiri, sejak tak lulus disekolah idamannya dia agak pendiam.


Masih makan mie,Bapaknya datang menghampiri, sembari memarahi Tomi.


Mie Tomi sudah habis dipiring, bapaknya masih tetap marah.


Tomi beranjak dari meja makan dan tak selang berapa menit, dia pingsan.


Tomi tak sadarkan diri, hingga di larikan ke rumah sakit, dokter bilang pembuluh darah otaknya pecah.


Tomi koma sudah 2 minggu lebih.


Bapak menangis terus.


----------- ,

Jika Tomi sadar aku ingin menemuinya dan bertanya

' Dik, bagaimana caranya agar bisa koma?'


Ubud, 26 Juli 2009
D.purnami
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Dialog suami istri # 1

' Makan buburnya sayang'

'Aku tidak mau! '


' Ayolah paksakan dikit, biar ada isi perutmu'


' Ah malas, nanti palingan muntah lagi'


' Came on, kasihan bayi nya, kalau kamu tak makan, dia dapat gizi dari mana?'


'Kenapa kamu peduli sekali?'


' Karena aku sayang dengan kalian'


' Arghh, bayi ini bukan anakmu! Dia bukan berasal dari darah dan dagingmu, dia anak lelaki lain yg kucinta! '


' Ya, walopun bukan buah karyaku, tapi kamu adalah istriku.
Dan bayi itu akan kubesarkan layaknya anakku, walopun lelaki yg kamu cinta sekarang menghilang entah kemana.
Aku mencintaimu melebihi siapapun di dunia ini, sayang'

' ( Istri: hanya terus menangis sembari muntah)

Ubud, 26 Juli 2009
D.purnami
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Ruwatan

'Nak, Kata lontar yg dibacakan pendeta,kelahiranmu tepat pada hari yg tak baik.'


' Hah?! Siapa yg menentukan hari itu baik dan tidak?
Bu, bagiku hari kelahirankulah yg terbaik. Kalo tak baik, buat apa aku merayakannya tiap kali hari itu datang?'


' Harimu itu dipengaruhi oleh banyak hal yg bersifat negatif. Dijabarkannya pada lontar itu sifatmu keras kepala, tak bisa diatur, mau menang sendiri.
Hidupmu juga akan sengsara, sial, dan sering kena bencana.
Yg ibu takutkan adalah kamupun akan sering sakit-sakitan.'


Aduh bu, kenapa tak ada hal baik satupun yg dikatakan lontar itu tentangku?
Gini bu, jika kepalaku tak keras dan lembek seperti kue moci, mungkin aku tak akan berdiri seperti sekarang ini dan tegar memeluk ibu.

Jika aku penurut akupun sudah pasti tak jadi seniman yg ibu tentang sejak kecil, mungkin aku sudah jadi pegawai.
Atau jika aku tak mau menang sendiri, aku mungkin sudah menjadi pecundang kalah yg tau bagaimana harus menjadi manusia yg minimal berguna bagi ibu'


'Arghhh Tapi nak, hidupmu akan sial dan kena bencana terus'


' Loh?! Ingat bu, bukankah sengsara, bencana dan kesialan sudah menjadi kawan baiku selama ini, aku tak menganggap itu hal buruk yg menimpa diriku, tapi hal yg selalu menguatkanku menghadapi hari ini'


' Ibu semakin takut jika kamu tak diruwat kamu akan sakit-sakitan nak, ibu cuma punya kamu sekarang, ibu ga mau kehilangan kamu'


'Bu, manusia itu ditakdirkan untuk lahir, tumbuh hidup, sakit dan mati'
Sakit bukan urusan lontar bu, tapi sakit karena tak mampu menjaga tubuh agar sehat.
Wajarlah kalau sakit jika pola hidupku kacau seperti ini, aku ngopi banyak, ngerokok, dan minum akohol.
A ku yg membuat diriku sakit bu, bukan hari lahirku'


'Ibu tak mau tau, pokoknya kamu harus diruwat'


'Berapa biayanya ruwatan itu bu?'


' Kata pendetanya 3 juta nak'


' Ah ibu, uang dari mana sebesar itu?,
Kini aku tau kenapa aku akan sial, sakit dan sengsara bu.
Aku mulai pusing mencari uang sebanyak itu hanya untuk ruwatan'


Ubud, 26 juli 2009
D.purnami


Powered by Telkomsel BlackBerry®