Friday, March 23, 2007

.... dalam kerentaan

Apa yang anda fikirkan tentang umur diatas 70 tahun?

Kerentaan, kulit keriput, aktivitas yang minim, badan membungkuk dan sakit-sakitan. Mungkin hanya sedikit orang yang menikmati hari tuanya dengan kesehatan yang cukup fit.

Apa juga yang anda fikirkan jika usia kita sampai di umur sekian, apakah kita masih didampingi oleh orang terkasih, atau mungkin saja tidak. Saya terpaku di depan cermin, mengamati wajah, rambut dan kulit, 40 tahun lagi saya akan menyerupai mereka dan itupun kalau saya masih bisa bertahan hingga usia itu.

Makan malam hari ini memang spesial, dari menu yang dihidangkan hingga tamu yang hadir diatas usia 60 tahun. Semua masakan dibuat lembek dan melalui proses blender layaknya bubur saring, menu pembuka menghadirkan sup labu yang hanya berisi garam dan merica, menu utama hanya kentang rebus ditumbuk lembek dan daging ayam yang sudah lunak dan ditutup dengan pudding coklat yang manis. Saya adalah orang termuda yang duduk diantara mereka, rasanya seperti suster sebuah panti usia lanjut. Mungkin ini merupakan makan malam tercepat saya, semua makanan lewat dengan gampang ditenggorokan seperti minum jus tak perlu mengunyah tinggal menyeruputnya, sehingga meringakan beban usus saya.

Seusai makan malam ditemani Red wine sebagian dari mereka mengisi Sudoku, main Mahjong dan membaca buku. Sebagai lansia dari negara barat, menghabiskan sisa hari tua di pulau Bali merupakan hal yang indah, sebagian dari merekapun berharap dapat meninggal di pulau dewata ini. Saya masih duduk di antara mereka dan memikirkan apa yang para lansia Bali lakukan dalam mengisi aktivitasnya.. Beda tempat beda juga budayanya, Lansia di Bali dalam kesehariannya, pagi hari membeli bubur untuk sarapan, siang hari ditugaskan mengemong cucu, sore hari latihan persantian, mejangeran ataupun senam, petang hari para dadong mejejahitan dan para pekak meminum tuak. Tapi tak semua lansia di bali menikmati hari tuanya dengan bahagia, sebagian dari mereka masih harus tetap bekerja mencari isi perut dalam kerentaan, tak hanya menanggung sakit namun masih harus membanting tulang mempertahankan hidup.

Salahkan mereka yang bernasib kurang baik berharap sebuah kehidupan baru yang nantinya diharapkan mampu menolong mereka mengakhiri penderitaannya. Atau berdoa memohon agar Tuhan cepat-cepat mengambil jiwanya?

Sambil memandangi para lansia dari negara barat itu bermain Sudoku, saya bertanya kepada seorang tuan menir dari belanda.

“ Tuan menir, sebenarnya untuk apa bermain Sudoku?”

“Ya untuk melatih otak agar tetap aktif dan mempertahankan kecerdasan otak”

Saya berfikir, kenapa harus memaksakan diri mempertahankan kecerdasan otak jika memang sudah waktunya beristirahat. Tidakkah mereka siap menerima kondisi kerentaan mereka ? inikah ketakutan mereka saat-saat kerentaan menghampiri

Saturday, March 17, 2007

Selamat Hari Raya Nyepi


Adakalanya saat kata tak perlu diucapkan dan tanpa makna
dan mata tak perlu nanar dengan segala goda kasat mata
atau telinga tak perlu bingar dengan sorak sorai suara
Saatnya aktivitas dihentikan untuk sejenak

Nikmati keheningan dalam diam dan sepi.
Merenungkan yang terjadi kemarin dan berharap akan esok yang lebih baik.
Selamat merayakan hari raya Nyepi.
Semoga keheningan hadirkan damai dalam jiwa.