Friday, December 22, 2006

Merry Christmas


Selamat Merayakan Damainya Natal
.... Perri, e-nonk, Nita palandi, Andrew, Bernad, temen2 Atmajaya, aku kangen kalian ....

Hari Ibu

Wanita ..
Sosok yang sangat menarik dan tak pernah habis di bahas. Banyak keistimewaan yang membuatnya menjadi spesial. Untuk kaum yang diistimewakan ini, sebuah peringatan di rayakan secara nasional sebagai hari Ibu. Peringatan ini terlaksana bukan hanya sekedar berkat kesitimewaan alami yang di dapat namun merupakan sebuah hasil perjuangan kaum feminis kita pada kongres wanita 22 Desember 1928 silam. Mereka berusaha mencarikan tempat bagi kaum hawa agar dapat di hargai dan di hormati keberadaannya baik secara intelektualitas maupun jenis kelamin.
Ibu merupakan sosok yang diagungkan, tak helak sorgapun dikatakan berada di bawah telapak kaki ibu. Kecintaan terhadap seorang ibu juga disampaikan melalui ciptaan sebuah lagu tentang kasih seorang ibu. Berbanggalah menjadi sorang ibu yang dimuliakan akan kasih dan sayangnya.
Bukan maksud untuk memperdebatkan gender atau tak menghormati kaum adam, namun biarkanlah kami hari ini merasakan nikmatnya menjadi seorang perempuan.

Thursday, December 21, 2006

Idola

Kalau kau pernah takut mati,
Sama !
Kalau kau pernah sakit hati,
Aku juga iya!

Kalau kau kejar mimpimu
Salut !
Kalau kau ingin berhenti,
Ingatlah tuk mulai lagi !

Tetap Semangat dan teguhkan hati
Setiap hari, sampai nanti sampai mati.
…. …. …

Penggalan lagu dari Band asal Jogja “ Letto “ memberikan inspirasi dan motivasi tersendiri untuk penggemarnya, dalam lirik lagu Sampai Nanti, Sampai Mati mencoba menyampaikan pesan agar tetap semangat menjalani hidup dan terus maju menggapai mimpi.

Belakangan ini banyak sekali muncul Band baru yang memiliki banyak fans fanatik, tak hanya Letto, sederetan nama band lainnya marak menghiasi blantika musik Indonesia. Berbagai aliran musik mulai merambah. Namun tetap saja aliran musik Pop paling cepat di adaptasi oleh masyarakat. Grup band dengan aliran musik Pop, disertai lirik lagu yang menyentuh hati dan didukung dengan personel yang cakep dapat dipastikan akan merangkul penggemar yang seabrek. Tak helak, para remaja wanita dan ibu rumah tangga akan setia mengikuti perkembangan band favoritnya. “Sang Idola” itulah julukan yang di dapat oleh mereka yang mampu menghipnotis para penggemar. Dengan tema lagu cinta yang menyentuh kehidupan nyata, tak urung menjadian lirik lagu mereka sebagai inspirasi atau ungkapan rasa dalam relasi kehidupan penggemarnya.

Banyak sekali ungkapan ekspresi yang dilakukan penggemarnya ketika mereka sedang menyaksikan idolanya.

“Wuiihhhhh keren, suaranya bagus, gila cakep banget bikin gemes”

Dan juga disertai berbagai macam tingkah polah seperti halnya tersenyum sendiri, ikut bernyanyi atau malahan mencubit dan memeluk orang disampingnya. Itulah respon mereka terhadap sang idola. Melihat kecenderungan tersebut, stasiun TV berlomba-lomba membuat reality show yang mempertemukan sang idola dan penggemarnya salah satunya adalah mimpi kali ye. Atau bisnis yang lagi marak di lakukan para provider seluler yang menyediakan fasilitas mengirimkan SMS langsung dengan idolanya. Walaupun tarif sms yang dikenakan cukup mahal, nampaknya sang penggemar tak pernah hirau dengan hal tersebut. Apalagi ditambah jargon yang dikeluarkan sang idola

“ SMS yang kamu terima langsung dari hanphone gue, bukan dari manajer atau operator”

Selain itu para penggemar biasanya akan mengkoleksi berbagai informasi atau merchandise idolanya dari kamar tidur yang dipenuhi poster, foto di buku diary, screen saver computer, handphone terbaru yang berisikan video klip sang idola, hingga mengikuti gaya sang idola baik gaya rambut dan pakaian. Tanpa disadari seringkali seolah-olah mereka merubah jati dirinya dan memperkosa dirinya sendiri untuk menjadi sang idola. Seorang teman mengeluhkan hal serupa dengan perubahan sikap keponakannya setelah menonton sang idolanya dalam talkshow di TV. Dalam perbincangan tersebut sang idola diberikan pertanyaan oleh pembawa acara tentang bagaimana kriteria cewek idamannya
Sang idola menjawab

“Saya menyukai gadis yang feminine, berambut panjang, tubuhnya langsing, tinggi dan seksi”

Kontan saja keponakan teman saya langsung merubah penampilannya seiring dengan kriteria cewek idaman sang Idola. Tak hanya keponakan teman saya yang menjadi korban mungkin saja sekian banyak remaja putri yang kini meresahkan para orang tua seiring dengan kecenderungan munculnya trend baru dikalangan remaja yang berlomba-lomba memiliki tubuh super langsing yang memunculkan penyakit baru yang membuat merka tak mau makan demi menjadi langsing dan seksi sesuai dengan kriteria cewek idaman idolanya. Begitulah pengaruh besar sang idola terhadap penggemarnya

Demi fanatismenya, para penggemar akan rela berkorban demi untuk menyaksikan sang idolanya baik mengejar dan menyaksikan konser di berbagai kota, mengikuti beritanya hingga berbagai hal yang menyangkut sang idola.

Namun, beberapa hari yang lalu sebuah konser yang berlangsung meriah dengan penggemar yang yang begitu banyak berakhir dengan tragedi duka di pekalongan. Konser grup band Ungu yang dikenal dengan sederetan lirik lagu cintanya menelan korban seusai acara. 10 orang meninggal dan beberapa orang luka-luka. Sepasang korban suami istri yang baru menikah sebulan yang lalu yang dikatakan adalah penggemar berat band Ungu ini telah rela mengorbankan jiwanya demi menyaksikan pementasan sang idola.

Begitulah kekuatan sang Idola dapat merubah apapun.

Sebenarnya enak ga ya menjadi Idola ?
Kalau saya memilih jadi orang biasa-biasa saja deh, takut makan korban nanti he..he.he..he...

Wednesday, December 20, 2006

Ular Loreng Lari Lurus

Malam semakin larut dan angin dingin mulai merasuk kedalam tulang. Kutekuk lutut dengan rapat menyentuh dagu dan memperkuat pelukan. Kopi tinggal setengah cangkir, namun mataku tak kunjung terbelalak, malahan sebaliknya kepala semakin telungkup masuk kedalam sela lutut.

Hati dan fikiran saling bertanya tanpa sebuah jawaban seperti dialog kebisuan. Kuraih ponsel mencoba melihat deretan nama panjang yang memenuhi kapasitas phonebook, Kembali aku semakin meringkukkan badan terbalut dalam kegelapan. Ironis sekali disaat aku dalam keadaan hancur seperti ini tiada satupun mereka ada bersama dan memelukku. Sebuah kepedihan menyadarkanku bahwa aku tidak punya siapa-siapa.

Panggilan seorang wanita setengah baya berbaju putih menyadarkanku. Dia menyodorkan beberapa lembar kertas. Dengan langkah berat dan gamang kumelewati lorong- lorong sepi. Kukancingkan jaketku sekedar menghangatkan tubuh, dengkuran para penjaga malam mengiringi langkahku. Kutuliskan nama lengkap wanita yang terkulai lemas itu serta namaku sebagai penanggung jawabnya, dengan teliti kuisi formulir itu untuk meminimalkan masalah, maklumlah rumah sakit pemerintah, prosedur harus diikuti dengan jelas agar hak bisa di dapatkan dengan optimal.

Kukembali kepada suster penjaga, walaupun malam semakin pekat tidak mengurangi keramaian di ruang gawat darurat ini. Kulirik lelaki pelindungku yang hanya terdiam, matanya menunjukkan kelelahan, lama aku tidak memperhatikan dia. Ubannya mulai memutih menghiasi helai rambutnya, kulitnya terlihat agak kusam, kerutan ditanganyya tergurat jelas. Aku tak kuasa menatapnya ada kerinduan yang dalam pada masa-masa aku kecil bergelayut manja di tangan mereka kini keadaan menunjukkan sebuah timbangan keseimbangan, tak lagi hanya mereka sebagai pemberi namun kami harus saling mendukung. Aku kembali menatap wanita yang terbaring lemas, entah dia masih sadarkan diri atau sedang terbang menggapai awan bermain dengan sang peri. Adakah keindahan yang dia rasakan ataukah lingkaran jalanan gelap yang tak tentu arah, enatahlah dia hanya terdiam dalam gamangnya suasana. Suster penjaga kembali hadir diikuti oleh tiga orang dokter dan berusaha menyadarkan wanita yang lunglai tersebut. Tak lama mereka beralih kepada kami dengan berbagai pertanyaan menghujam. Selaku saksi kejadian kami berkewajiban memberikan keterangan kronologis kejadian untuk sebuah diagnosa. Para dokter itu kemudian pergi seolah membuat rapat kecil untuk menyimpulkan diagnosa awal. Wanita yang terbaring itu mengerejap tersadar, setelah kembali dari perjalanan panjang yang melelahkan, dia menarik nafas panjang dengan tatapan yang kosong. Dokter itu kembali hadir dan melakukan sebuah test awal untuknya. Pertanyaan sederhana dilayangkan untuknya, namun dia tidak menjawab dengan fasih dan benar. Hatiku terpukul melihat semua itu. Kulirik kembali lelaki pelindungku yang sedari tadi terbisu nampak semakin kelu. Dokter melakukan beberapa test fisik untuk mengetes reflek motoriknya, hasilnya terlihat kurang memuaskan, kemudian dia kembali melakukan test lain.

Ibu, tolong ikuti apa yang saya katakan kata sang dokterkepada wanita itu

“ ular loreng lari lurus”

Wanita itu hanya terdiam kelu, sekian kali sang dokter mengulang perintahnya, dan dia hanya bisa mengikutinya dengan terbata-bata. Test demi test dilalui tak menunjukkan hasil yang memuaskan. Aku semakin tak bisa mempercayai semua hal yang terjadi dalam sekejap ini.

Tak terasa sang mentaripun telah muncul mengintip dari celah jendela menyebarkan energi baru bagi sang anak manusia dan aku masih sendiri mengahadapinya.

Inikah hadiah ulang tahunku kali ini tanyaku pada lelaki pelindungku.

Dan dengan kasih sayang dia mengelus rambutku sembari berkata

“ Setidaknya kamu masih memiliki hadiah spesial, dia tidak mengambilnya saat ini, dan kau masih diberikan kesempatan untuk bersamanya. Demi cintamu padanya, berjuanglah untuk tegar. Tahukah kamu bahwa kebahagian dan kesedihan bukan sebuah pilihan, suatu saat kamu akan bisa berlaku yang sama disaat sedih dan senang menghampiri”

Aku menyandarkan kepalaku di bahu lelaki pelindungku yang kian renta, untuk kalian aku akan tegar melewati ini semua.

Kini wanita itu telah kembali pulih setelah melalui proses yang cukup panjang, dan hari ini kami bisa melihatnya tersenyum dan merayakan ulang tahunnya.

Semoga kebahagian menyertai di sisa umurnya.

Tuesday, December 19, 2006

Nangluk Merana


Pagi ini kaum perempuan bali cukup disibukkan dengan beberapa aktivitas keagamaan. Tilem sasih ke enam ( bulan mati yang jatuh pada bulan ke enam perhitungan tanggalan Bali). Ada kegiatan ekstra yang dilakukan selain ritual rutin upacara tilem. Pagi ini kami menghaturkan sesaji ke pantai yang dikenal dengan upacara Nangluk Merana, mohon keselamatan dan pembersihan jagat – dunia ini.

Dengan harapan semua mahluk ciptaanya, manusia, hewan dan tumbuhan selamat, dijauhkan dari mara bahaya dan segala penyakit masal. Namun, sepertinya kali ini kita harus berdoa lebih khusyuk, mengingat situasi dan kondisi dunia sedang sedikit berguncang. Bencana terjadi dimana-mana, gempa, angin topan, tsunami, tanah longsor, banjir air dan banjir lumpur panas. Disamping juga mulai nampak dis-harmonisasi antara manusia dan hewan. Spesies burung sedang menyebarkan penyakit yang mematikan dan menjadi ancaman serius bagi manusia. Juga bangsa nyamuk yang tak hentinya menyebarkan berbagai penyakit yang membuat bangsal dan lorong rumah sakit menjadi penuh. Dishamonisasi juga terjadi dengan tumbuhan, gagal panen banyak terjadi, dan kita mulai mengalami krisis beras.

Semoga melalui upacara Nangluk Merana segala macam penyakit, gagal panen dan hama bisa dijauhkan. Melalui bhakti dan doa beribu-ribu umat Hindu saat ini alam dan manusia bisa kembali harmonis.


Berkatilah umatmu Kedamaian, Kesejahteraan dan Keselamatan

Monday, December 18, 2006

Photo Diri

Mengabadikan moment dan perkembangan diri melalui jepretan kamera merupakan hal yang sering dilakukan sebagian besar orang. Menyenangkan sekali ketika suatu hari kita membuka kembali album foto yang bercerita tentang diri dari waktu ke waktu serta berbagai moment yang membawa kita tercebur ke dalam kenangan masa silam dalam putaran kurun waktu yang terlewati. Mengenang wajah diri dari masa kecil yang polos, masa remaja yang penuh gaya dan ekspresif hingga sebuah masa yang tak terhindari saat munculnya kerutan di sudut mata, bibir dan dahi.
Tapi pernahkah kita menyangka bahwa masih ada orang yang tidak mempunyai selembar foto sekalipun di jaman seperti ini? Percayalah teman, masih ada orang yang belum bisa mengabadikan momen berharga dalam hidupnya, sekalipun itu hanya pas photo hitam putih berukuran 3 x 4 cm prasyarat administrasi di sekolah dasar. Ternyata aku masih menemukan orang yang kurang beruntung tersebut.

Sore ini aku mencoba kamera baru seorang teman seri Nikon D 200, aku arahkan jepretan kearah seorang bocah yang sedang menyapu halaman rumahku. Dia adalah bocah titipan yang tak mempunyai ayah, ibunya menitipkannya dirumah kami mengingat kondisinya yang tak bisa lagi bisa menanggung hidupnya. Bocah yang sederhana tak banyak bicara namun suka sekali bernyanyi di kamar mandi dan seketika gagap jika ada orang yang mengajaknya berbicara. Bocah itu tersenyum malu serta merta mencuri pandang dari sudut matanya ketika dia tahu aku mengambil gambarnya , satu jepretan close up yang cukup bagus aku dapatkan. Aku memanggilnya dan memperlihatkan gambar dirinya, dia hanya tersenyum malu tanpa komentar sedkitpun.
“ Nanti aku cetak foto ini untukmu dan akan kubingkai dalam frame kaca”
Kataku padanya.
Sekali lagi dia hanya tersenyum dan matanya berbinar menandakan hatinya yang senang. Setelah selesai sedikit editing dan membelikannya frame, kuberikan foto itu padanya.

“ Ini hadiah untukmu, bawalah nanti saat kau pulang kampung dan perlihatkan pada ibumu”

“T..t..t..terima kasih kak”

Sahutnya gagap, dan dia tak hentinya memandang foto tersebut.

“ Kak, ii..i..ini aa.. aa..adalah pertama kali aku melihat diriku dalam foto, aa..a. aku belum pernah mempunyai foto sejak dulu, i..i..ibu pasti senang”

“ Ya, bawalah kalau kau pulang kampung dan minta ibumu memasangnya di dinding rumahmu “

“uuhhmmm ..aaa..aa.pakah hharus di dinding kak?? a..a..aku ttt..tt..tidak mempunyai dinding dirumah, kk..k..kami hanya mempunyai satu buah gubuk saja termasuk dapur. i..i..ibu biasanya tidur di da..da..dapur”

Hatiku langusng terenyuh, seburuk itukah keadaan keluarganya. Tuhan berikanlah kami kekuatan untuk terus menjaganya dan meringankan beban ibunya. Aku berjanji akan menjaga bocah ini.

my back

70 x 90 cm
Hasil goresan kedua menggunakan media oil on canvas yang mengangkat objek seorang wanita.

Sang Budha

60 x 30 cm
Sang Budha merupakan hasil goresan pertamaku.
Melalui medium Canting dan lilin kucoba mengaplikasikan teknik batik.
mencoba menyatukan hati dan tangan dalam kesunyian budha.

Peagnue de Penyu

Dedicated to Isabelle

“ Bonjour Mademoiselle “

Sapa lelaki tua itu setiap hari sembari menikmati sarapan pagi ditemani istrinya tersayang. Kopi pekat tanpa gula dan telur yang direbus selama 3 menit tidak boleh lebih atau kurang sudah di hapal dengan baik oleh juru dapurku. Mereka hampir menghabiskan seluruh waktunya di rumah kami sejak tiga tahun belakangan ini. Terkadang mereka pergi sesekali ke Perancis mengunjungi menara Eiffel dan sanak saudranya atau ke Singapura hanya untuk memperpanjang visa turisnya. Monsieur Jendral Patrice adalah panggilan kebanggaannya, lelaki kurus jangkung berambut putih yang renta, dia diemani seorang perempuan tambun paruh baya berhati mulia yang selalu mencintai dan setia melayaninya. Lelaki jangkung tersebut menikahi Madame Evelyn sepuluh tahun yang lalu, saat lelaki itu di vonis akan meninggal dalam jangka waktu lima bulan karena penyakit kanker yang di deritanya sejak 12 tahun yang lalu. Empat orang dari lima pasien kanker yang ditangani oleh dokter tersebut telah berpulang sesuai dengan vonis diberikan oleh dokter. Namun lelaki jangkung tua ini masih bisa berjalan, melucu dan beraktivitas dalam kerentaan hingga hari ini dan berharap esok pula.

“ Aku ingin meninggal di tempat yang aku senangi dan disaksikan oleh kawanku”
Itulah penggalan surat yang dituliskan kepada keluarganya dan dengan keteguhan hati dia ingin menghabiskan sisa hidupnya di desa Ubud.

Mendengarkannya berbicara tak hanya memerlukan kepekaan telinga namun juga harus memerlukan kepekaan mata untuk membaca bahasa tubuhnya. Bukan lantaran masalah bahasa yang berbeda, namun karena suaranya nyaris hilang seiring dengan berbagai therapy yang dilakukannya selama masa pengobatan. Badannya semakin kurus dan tak pernah bisa makan makanan padat, semua makanan yang masuk ke perutnya harus melalui proses di blender. Satu butir nasi menyangkut di tenggorokannya akan membuat kami semua pucat pasi karena dia tidak akan pernah bisa bernafas lagi. Kondisi kesehataannya semakin parah ketika dia mendengar kematian adik perempuannya tersayang “ Isabelle” yang meninggal karena serangan jantung. Sungguh tersiksa sekali melihat keadaannya. Dia tak pernah mau ke dokter sejak vonis kematian dokter meleset.

“Aku hanya ingin menikmati sisa hidupku saja, aku ingin bebas “

Katanya dengan penuh keegoan dan keangkuhan. Kini hari – harinya hanya diisi dengan membaca buku, menonton televisi ditemani berbotol-botol beer dan tembakau linting.

Hari ini dia merasa bahagia luar biasa. Restoran barunya telah selesai di bangun dan siap beoperasi, malam ini kami mencoba beberapa menu favorite, sembari menghabiskan sisa wine dia mengambil tanganku serta merta mencium dan mengajakku berdansa dalam sebuah lagu berbahasa perancis. Dalam aluanan musik dia berbisik padaku.

“ Aku sekarang merasa bahagia sekali, jika Tuhan meninginkanku saat ini, aku telah siap. Restoran ini kubuat sebagai persembahanku kepada Isabelle yang lebih dahulu meninggalkanku dan juga untuk istriku tercinta Evelyn. Dia berkorban banyak untukku dan keegoanku, dia rela menutup restorannya di perancis guna menemaniku melewati perjuanganku melawan kanker. Untuk mereka semua ini aku wujudkan.”

Binar matanya memancarkan kebahagiaan dan kepasrahan.
Aku hanya tersenyum dan berbisik kecil

“Patrice, kami masih senang bersamamu. Jangan buru-buru menghadapNya”

Merde, Peagnue de Penyu !!!
Sante…!!! A La Votre !!!! Cheerss !!!

Friday, December 15, 2006

tiga belas desember

Malam ini pantai jimbaran terlihat tenang, deburan ombak putih menghempas ringan dengan desiran angin yang hangat. Lampu –lampu terlihat indah menata bukit Pecatu. Beberapa pesawat terbang landai mengerlipkan lampunya. Cukup ramai para turis menikmati makanan seafood di pinggir pantai dengan iringan musik latino. Kami terdampar disini untuk sebuah perayaan. Senda gurau, tawa riang yang sedikit gaduh menghiasi malam, berbagai topik cerita sambung menyambung satu sama lain. Disela tawa aku teringat akan kejadian beberapa tahun silam, ketika Bom meledak disini, betapa sedih dan pedihnya keluarga mereka yang diinggal. Turis dan Teroris, sama-sama berawalan T - dan berakhiran – iS, tapi dua hal tersebut membawa dampak yang berbeda, Turis sering mendatangkan rejeki bagi kebanyakan orang yang bergelut di bidang pariwisata, sedangkan teroris kini menjadi musuh bebuyutannya.
Mengerikan dan menyedihkan meninggal dalam keadaan seperti itu.


Uhhmm … kematian rahasia Tuhan, tak akan lari kemana jika sudah waktunya tiba, kapan, dimanapun dan dalam situasi apapun jadi. Tapi kalau boleh memilih aku tak ingin mati sia-sia, jika suatu hari memang harus dihadapkan pada kematian aku ingin mati di tempat tidur di saksikan orang-orang terkasih

Gglleekkk..!!! kenapa kematian yang harus kufikirkan pada malam yang indah ini, bukankah kita harus bersuka cita dengan perayaan ini..

Shaallooommm!!!! Kami mengangkat gelas dan menyantap berbagai hidangan laut panggang. Malam makin larut dan kami memutuskan segera hengkang dari tempat ini sebelum masuk angin.

Pramuniga datang menghampiri dengan tagihan bill makanan, kami terkejut dengan potongan harga yang diberikan cukup banyak. Dan aku menatap tanya padanya, Sang pramuniaga mengatakan karena kami adalah “ Semeton Bali” (saudara sesama orang bali) jadi sepantasnya mendapatkan diskon.


He..he.. he..he.., bagaimana kalau keluar kota apakah mendapatkan potongan harga juga dengan alasan kita adalah “ Saudara Setanah Air” atau “ Sesama ciptaan Tuhan” harus saling mengasihi
Damainya dunia ini..

Selamat buat kalian yang berbahagia, happy birthday dan anniversary !!!
Love u.

Galang Bulan

Saat matahari mulai tenggelam dan langit kelam mulai menghitam, ketika itulah keindahanmu nampak dengan agung, dihiasi taburan bintang yang berkerlip menawan hati. Walaupun kau tak bisa bersinar sendiri, matahari akan dengan setia meminjamkan cahayanya untukmu. Terima kasih matahari atas kerendahan hatimu Bulan tetap dapat bersinar dengan indah dan dikagumi.

Bakarlah dupa, hiruplah wangi aromanya hingga merasuk sukma, terbanglah bersama asapnya, warna-warni bunga akan mengantarmu dalam mantram Gayatri. Persiapkanlah senyuman terindahmu karena kau akan bertemu denganNya.
Galang bulan dua puluh lima tahun silam, tepat pada saat bulan purnama memancarkan cahayanya yang indah, terlahir seorang bayi perempuan mungil yang diberikan nama Bulan Nadi.
Selamat datang awal kehidupan