Sunday, December 6, 2009

Tanjung sari

Angin berhembus ringan diantara panas yg penat,
Kubiarkan buih ombak membasahi ujung kaki yg telah dibalur pasir.

Aku memandang lurus kedepan
Biru membentang.
Pernah rasanya suatu hari aku berdiri seperti ini, ditemani dan bergenggam tangan.

air telah kurasakan menyentuh lutut, suara anak kecil berteriak girang,
Juga sepasang muda mudi yang bercengkrama sambil berpeluk di dalam air.

Air telah menyentuh pinggang, suara-suara itu hilang, disekitar yang ada hanya pemancing tua.

Kulentangkan tubuhku
Menengadah,
Mata terpejam
Kubiarkan ombak - ombak kecil membawaku kesana kemari.

Sesekali terhempas ketepian, dan mendengar kembali suara anak kecil berseru.
"Lihat, dia mengambang, dia mati"
Aku tersenyum, berkata dalam hati "itu yang kuinginkan anak kecil"

Tubuh masih kubiarkan mengambang
Beberapa orang menyingkir membiarkan tubuhku lewat.

Cukup lama aku mengambang
Aku ingin lupa, aku ingin dibawa ombak lebih ke dalam, menjauhi para pemancing, menjauhi anak kecil tadi dan membuat yg dia kata menjadi benar.

Masih dalam lamunanku,
Seorang telah membuyarkan semua inginku,
Papan kanonya telah menyengol tubuhku.
Aku terbangun, dengan sangat enggan berenang ke tepian.

Sialan
Hanya itu yang kuucapkan.


Tanjung sari, 5 Desember 2009
D.purnami






Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT