Thursday, December 27, 2007

Perjalanan Cinta

Sebuah kisah

Tentang perjalanan cinta

telah dimulai

Mencari pasangan jiwa

---------------------------------------------------------

Akankah sebuah cinta sejati ditemukan?

Bagai cerita dalam dongeng

Sang pangeran menemukan cinta sejatinya pada seorang putri.

Ia melihat cerminan jiwanya ada pada diri sang purti

-----------------------------------------------------------

Kemudian,

Apa yang dapat dikata

Jika dongeng tak sepenuhnya khayalan

Seorang datang,

Dalam siraman sinar rembulan yang bertabur bintang

Kekasih,

Adakah cermin yang lebih bening dari dirimu?

Dimana aku dapat melihat bayang diriku ada pada jiwamu.

Dan diapun berkata

Cinta sejati itu telah kutemukan

Saatnya untuk mengakhiri perjalanan cinta ini

Ijinkan aku untuk bersemayam dijiwamu

Hingga akhir nafasku

Karena kau telah jadikanku sempurna

Dalam bahagianya hati.

***

Untuk sebuah purnama diakhir bulan desember 2007

d.purnami

24 desember 2007.

Hujan di Bulan Desember

Pada sebuah pagi yang menyambut

Mentari hangatkan bumi

Dedaunan berayun menghantarkan angin

Seekor anjing bergeliat malas enggan tuk beranjak

Dan kami para manusia hendak memulai cerita kehidupan.

Ku menatap sawah hijau yang membentang

Merasakan tiupan semilir angin

Dan gemericik air yang mengalir

Nyanyian burung bagai bait nada yang indah

Terbang rendah mencari makan

Sebuah pagi yang indah

Kutelusuri setapak demi setapak tanah sawah ini

Saya terdiam dan bertanya dalam hati

Mampukah saya menjaga alam yang indah ini

Sayapun menunduk malu atau entah apa

Belum banyak hal yang dapat kulakukan

…. Idep Demosite 5-9 november 2007

Sekeping cerita bersama sahabat.

------------------------------------------------

Wisnu telah membasuh pertiwi selama lebih dari 2 minggu, tumbuhan dan tanah menjadi basah memberikan kesegaran jiwa. Pepohonan seolah bersorak girang setelah kemarau yang cukup panjang.

Aktivitas memang sedikit tersendat, dan waktu saya menjadi lebih banyak untuk duduk terpaku dibalik jendela memandangi rinai hujan yang bagai jarum perak menghunus. Air sungai mengalir deras di bawah kamar, memang tak terdengar romantis seperti biasanya. Sayapun menjadi sedikit cemas jika terjadi banjir.

Kopi pun telah dituang untuk cangkir yang kedua, hujan belum juga reda, besok adalah natal, saudara umat kristiani tentunya juga sedang bersuka cita menyambut hari yang damai. Atau seorang sahabat yang sedang bahagia merayakan hari ulang tahunya. Ya semoga semua berbahagia.

Sambil mengetik saya memperhatikan telunjuk saya yang masih terasa sakit, cidera ringan waktu simulasi penyelamatan korban. Saya teringat dengan teman-teman sukarelawan penanggulangan bencana di nusa ceningan, nusa lembongan, tegalalang, dompu, rembang, aceh. Teman nampaknya kita sudah harus bersiap sedia menjadi tim relawan jika bencana datang menghampiri. Hujan semakin deras di bulan Desember.

d.purnami

24 Desember 2007

Wednesday, December 12, 2007

Tuesday, December 11, 2007

Save the Planet.

Apakah anda pencinta daerah Ubud?

Atau anda senang datang ke Ubud?

Apakah anda suka nongkrong di jalan Monkey forest sambil Ngopi?

Apakah alasan anda senang datang ke Ubud karena daerahnya sejuk, udaranya segar, merasa adem dan nyaman,

Atau Ubud sangat berkesan dalam hati anda karena anda bertemu kekasih, jadian, atau menikah di Ubud.

Apapaun alasan anda …

Jika anda benar-benar cinta dengan Ubud.

Mari bergabung dalam program penanaman pohon yang di selenggarakan oleh manajemen Monkey Forest Padangtegal.

Bagi siapapun yang ingin berkontribusi dalam menyelamatkan Bumi ini dan ingin Ubud agar tetap segar, kami tunggu kontribusi anda untuk menanam pohon pada lahan yang telah disediakan.

Caranya sangat gampang sekali.

Cukup dengan membayarkan uang sejumlah RP. 150.000 anda bisa menanam satu pohon. Lahan dan pohon telah disediakan. Dan anda akan mendapatkan sertifikat langsung.

Disamping menanam pohon anda juga bisa bermain sepuasnya dengan kera-kera yang pasti lucu tapi kurang menjanjikan keramahannya. ( yang pasti tidak seramah saya)

Jadi tanamlah satu pohon untuk sebuah kenangan anda atau cinta anda pada Ubud, ataupun cinta anda pada gadis Ubud atau lebih spesifik cinta anda pada galang bulan. Semua alasan anda dapat diterima untuk menyelamatkan bumi ini.

J he..he..he..

Salam hangat,

d.purnami

originally from padangtegal Ubud.

Monday, December 10, 2007

Dulu Banjar Buluk Babi , kini Banjar Padang Kencana

Ada orang mengatakan setelah kita meninggal selesai sudah masalah hidup kita. Penyataan tersebut memang benar, mereka yang arwahnya meninggalkan dunia ini memang telah menyelesaikan masalah hidupnya, namun terkadang jasad yang ditinggalkan masih tetap meninggalkan masalah bagi keluarganya.

Hal ini terjadi pada Dadong Bega, seperti namanya dadong Bega yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia diam, nenek ini memang diam dan terbujur kaku. Dia tidak tahu kalau kematiannya adalah pemicu hingga meledaknya bom waktu. Kasus desa adat Bulu Babi yang tak diselesaikan sejak dahulu, nyaris hingga pergantian bupati.

Padangtegal dan Pengosekan adalah desa yang bertetangga, warisan leluhur kalau kedua desa ini adalah bersaudara. Ida Bethara pun mesameton. Sekitar 60 Kepala keluarga desa pengeosekan memang mekhayangan tiga di desa pekraman Padangtegal. Namun sejak tahun 2002, sekitar 12 warga tempekan Buluk Babi kembali mendesa pekraman ke pengosekan. Tinggal 48 warga yang masih tetap bersikukuh medesa pekraman ke padangtegal, dengan alasan titah dari para leluhur harus dilaksanakan, kalau tidak nanti pasti kepongor. Alhasil mereka 48 warga ini statusnya terkatung-katung, susah untuk membuat KTP serta pembuatan surat-surat administratif lainnya.

Banjar Buluk Babi mungkin tak mengenal istilah dimana tanah dipijak disanalah langit di junjung. Memijak tanah pengosekan namun menjunjung langit padangtegal. Sudah pasti tak ada titik temu.

Warisan adat dan budaya kita memang agung, namun ada juga warisan dari para leluhur yang jauh dari keagungan. Fanatisme adalah akar permasalahan yang memecah belah hakikat kita sebagai manusia yang dicipatakan dari satu asal yang sama. Kita kembali dibuat untuk lupa kalau berpijak di tanah yang sama, dan menyembah Tuhan yang sama. Buat apa memakai Udeng yang nyotot jika pemikiran kita hanya ingin menusuk pemikiran dan hati orang. Lagi- lagi Ego dan ego tetap menang dan mendominasi pemikiran dan hati manusia .

Akhirnya, dengan negosiasi yang terkesan alot dan hingga petang hari, terilhami juga kedua kubu yang berunding tersebut pencerahan untuk mencari jalan keluar dan mengendorkan urat saraf. Banjar Buluk Babi akhirnya berdiri sebagai banjar sendiri, dengan desa dinas di Pengosekan, dan tetap menyungusng khayangan tiga di Padangtegal. Banjar Padang Kencana adalah jelmaan baru dari banjar Buluk Babi. Akhirnya sebelum bupati berganti diselesaikannya juga masalah ini. Kini Pak bupati pun merasa plong PR sudah diselesaikan.

Ada satu catatan diluar kasus tersebut yang paling memprihatinkan adalah emosi warga Pengosekan yang berlebihan. Pohon sepanjang jalan utama ikut menjadi sasaran emosi warga. Dengan tak terkendali mereka memangkas habis pepohonan sebagai tanda protes.

Pohon yang telah ditanam berpuluh tahun dan tumbuh kembang seiring kasus tersebut kini ditebang dalam hitungan menit.

Apa ada yang salah dengan pohon tersebut?

Kenapa pohon yang merindangi dan menyejukkan sepanjang jalan itu harus ikut terkena dampak?

Saat delegasi PBB dan utusan berbagai negara sedang bersidang membicarakan keselamatan dunia. Disaat semua orang berkumandang untuk Go Green, mereka malah menebang pohon. Sungguh disayangkan dan mempermalukan diri. Memang nampak kualitas manusia kita yang tak menghargai alam. Jangankan mengatasi masalah Alam, mengatasi emosi diri saja sudah tak mampu.

Atau mungkin saja dengan ditebangnya pohon tersebut masalah juga bisa dipotong dengan cepat?

Atau jangan-jangan pohon itu sumber masalah? Apakah ada penunggunya yang mengahntui warga? Ha..ha.. nampak berlebihan imajinasinya. ( tetap saja pohon itu korban dan tidak bersalah)

Aku sebagai salah satu warga padangtegal merasa lega juga kasus ini bisa diselesaikan.

Banjar Padang Kencana akhirnya berpijak diatas tanah pengosekan dan menjungjung langit pengosekan, namun tetap melirik langit tetangga untuk dijunjung juga.

Apa karena rumput tetangga memang lebih ijo.

Sejak kapan langit jadi ijo?

Go green juga?

( nampak mulai ngawur)

Celebingkah batan biu, gumi linggah ajak liu, ada kene ada keto..

9 Desember 2007

d.purnami