Wednesday, September 9, 2009

Terpujilah.

Aku hanya seekor ikan teri yang sedang hamil.

Dikehidupan laut, pilihan yang ada adalah menjadi pemangsa atau dimangsa. Dan kau sudah tau nasib seekor ikan teri akan berada dimana. Di meja makan. Mereka tak peduli aku sedang hamil.


Aku adalah pohon pinus yang tumbuh di dekat gunung. Dikehidupanku yg ada adalah tumbuh terus atau ditebang.
Nasib pilihanku adalah menjadi rumah para burung dan tupai atau menjadi kayu utk rumah manusia atau kayu bakar.


Aku adalah seekor anjing jalanan, Kehidupanku hanya dijalanan mengais makanan, sesekali diserempet motor, ditendang dan diusir. Kematian kerapkali dekat denganku. Pilihan nasibku antara hidup dan mati.


Aku adalah seorang gadis remaja, punya orang tua, punya rumah, punya kehidupan seperti orang biasa. Tapi itu dulu..

Kini aku adalah seorang gadis remaja yg tak punya siapa-siapa dan apapun. Hidup sendiri tanpa rumah dan tanpa sanak saudara. Bencana mengambil semua hartaku.


Aku makan ikan teri, tinggal dihutan memungut bunga pinus dan terkadang berebut makanan bersama seekor anjing.


Hari ini aku mendekati sebuah rumah penduduk, aku duduk agak jauh, (mengamati tepatnya) mencari kelengahan seorang ibu tua.

Dia sedang memasak dan aku menunggu dia selesai memasak dan mandi.

Cuman satu hal yg aku fikirkan waktu yg tepat untuk mencuri makanannya. Biarlah anjing, kucing dan tikus yg akan menjadi sasaran kemarahannya.

Ibu itu menyetel radio,begitu kencang tp aku tak mendengarkan lagu dan musik, seperti orang yg sedang berbicara terus.

Berbunyi seperti ini
" Terpujilah kau yang menyembahnya, tuhan akan memberkati kehidupan rumah tanggamu, memudahkan jalan rejekimu, memberkati keuanganmu"


Aku berfikir: jika aku menyembahnya apakah aku akan punya rumah dan punya uang?


Dimanakah dia sekarang? Aku ingin bertemu dan minta rumah dan uang.

Apakah tuhan benar-benar berfikir akan memberiku? Apakah tuhan juga mendengar permohonan si ikan teri yg sedang hamil agar tak masuk jaring dan jadi santapanku? Apakah juga mendengar keinginan si pohon pinus utk tak ditebang? Apakah juga melihat si anjing yg kelaparan?


Apa tuhan sempat memperhatikan hal-hal kecil seperti ini? Diantara sekian juta permohonan yg diajukan setiap hari?

Kurasa tuhan tak sempat memperhatikan urusan remeh temeh seperti ini.

Akupun mengendap masuk untuk mencuri makanan si ibu tua.
Dan tuhan tak melindungi makanan si ibu tua dari pencuri kecil sepertiku.

Terpujilah ibu tua yg lengah itu.

Ubud, 8 september 2009
O9.00
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: