Monday, February 25, 2008

Senin Ketiga

Ini adalah senin ketiga,
kukenakan baju yang sama
kumulai aktivitas pada waktu yang sama
dadaku berdegup
seperti senin waktu itu
ingin kuhalau
namun kubiarkan saja


Sengaja aku betandang kerumahnya
disambut sanggah urip di depan gerbang
memastikan sebuah kenyataan pahit
tiada sapaannya, tiada tawaran secangkir kopi
kamarnya kosong dan dingin
menatap anggrek yang kian layu
rumah ini hampa.


Sudah belasan hari terlewati
nyaris setiap malam
dihadirkan mimpi tentangnya
nyaris dalam belasan hari
bertemu dengan muka yang suram
entah ibu, bibi, kakak atau siapa
semua nampak sendu


11.30
Kegelisahan mencurah
kututup mata dan telinga
namun,
tayangan itu kembali hadir
berulang-ulang
nyaris seperti senin waktu itu
hiruk pikuk pun terngiang ditelinga
sama seperti keriuhan senin lalu.
semua nampak jelas dipelupuk mata
cerita yang menjadi kompleks


Harusnya,
hari ini kami bersuka cita
berkumpul bersama
dalam sebuah perayaan
untuk si sulung
menjejak 31 tahun
yang kehilangan seorang pahlawan.


Senin ketiga
terasa begitu dingin
sebuah hari kematian
orang terkasih kami.


d.purnami
Senin, 25 februari 2008
Untuk Gede- sedarah daging

No comments: