Monday, September 28, 2009

Bola bekel

Ingatkah kau tentang siang yg sering kita lewati bersama sepulangku sekolah?

Kepang tak pernah kulepas, aku langsung berlari mengambil bola bekelku.

Masih dengan seragam putih merah aku tak bersabar untuk bermain denganmu.

Kau tau ketidaksabaranku untuk segera bermain.
Tau pula bahwa telah kupendam keinginku sedari disekolah saat menonton teman-temanku bermain.

Dan karena kaupun tau sebuah fakta bahwa tak ada seorangpun yg mau mengajakku bermain bola bekel.

Dan kau tau jawabannya dengan pasti bahwa aku tak mampu bermain dengan baik, apalagi menang.

Oleh karena itu mereka mengasingkanku.


Hanya kamu teman bermainku, yang selalu kalah demi melihat aku tertawa.

Demi sebuah rasa percaya diri yg ingin selalu kau tumbuhkan padaku bahwa akupun bisa memainkan bola bekel dengan baik dan terampil.

Sembari menyuapiku sendok demi sendok makan siangku, kau tetap bermain penuh tawa dengan kekalahan.

Kau rela menaruh kuasmu, membiarkan kanvasmu tanpa goresan warna, demi bermain bola bekel denganku.

Sebuah masa yang begitu indah, hanya kau yg selalu percaya bahwa akupun lihai.

Pada sebuah bola bekel akupun selalu mengenang cintamu yg hangat dalam kekalahan.

Rindukupun tumbuh seperti bola bekel yg dimainkan.
Dilempar naik, jatuh, kemudian memantul kembali.

Begitulah Aku mengenangmu datang, pergi dan datang lagi.

Ah , rindu aku memainkan bola bekel itu lagi.

28 september 2009
D.purnami
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: