Sejauh mata memandang,
hanya hamparan hijau yang membentang luas
sesekali rerumputan itu bergoyang diterpa angin
menyejukan mata
juga hati
Terkadang,
ingin aku mempunyai sayap
terbang dan menyeberang
menari diatas rumput yang basah
didendangkan semilir angin
Namun tiba-tiba
aku terjerembab
tertegun dalam dudukku
anganku telah terbang untuk kesekian kalinya
angan yang bersayap
telah terbang bebas
melampau batas
Kumelirik,
dia masih duduk pada daun jendela
matanya syahdu dan dalam
memandang jauh ke bukit seberang
adakah dia memikirkan hal yang sama
Pada sebatang pohon
sepasang kelinci masyuk memadu cinta
berpeluh dan basah.
di bukit seberang.
Dia,
sesekali meliriku dalam
seolah ingin berkata
“andai aku seperti burung
akan kubawa terbang
menari mengitari bukit ini”
Bukit itu telah basah oleh embun
langit memerah
senja kian menghilang
aku bangkit dan menutup jendelaku
esok aku akan kembali duduk di daun jendela ini
dengan secangkir kopi yang mengepul.
d.purnami
21 Januari 2008
No comments:
Post a Comment