Tri Hita Karana, sebuah filosofi tentang konsep keseimbangan dalam menjalankan hidup, seimbang ataupun harmonis dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia dan alam. Itu juga yang diambil menjadi tema festival kesusastraan ubud writers & readers festival.
Whats? (Aku sedikit kaget, ternyata aku masih bekerja untuk festival) he..he..
Beberapa bulan belakangan ini, aku kehilangan keseimbangan, kurang harmonis dalam pengaturan waktu. Deadline kerja yg ketat, so many things to do, dan semua harus cepat. Coffe latte terasa tak senikmat biasanya, tak ada rekreasi dalam menikmati kopi itu, ( misal dulu terasa sangat nikmat saat dinikmati dgn orang yg di sayang), tapi kini kopi itu hanya untuk menjaga mata tetap melek. Berapa gelas sehari kadang tak ingat, jantungpun di pompa habis.
Pulang setelah petang, tak sempat lagi memandang bukit nan hijau atau berhitung detik sambil berteriak saat surya tenggelam, ah apalagi memandang jingganya langit yg munculkan gairah menyambut petang. Jarang kunikmati!
4.45 pm pump it times! Adalah waktu kami nge dance di kantor sebelum pulang kerja. Ritual itu sudah 3 bulan tak berjalan. Atau duduk di tepi jendela menemani berto bermain gitar. Semua itu terhenti, yang ada hanya alis terpaut dan muka kusut.
Aku menjadi lupa banyak hal indah karena kata yg sangat tak sedap di dengar” sibuk’ sialan kata itu membuat aku tak seimbang dalam menjalankan semua aktivitas ini. Kelinci-kelinci peliharaanku sudah tertidur pulas saat aku pulang.tak bisa lagi kunikmati kelucuannya sata melompat.
Sobat, Dunia ini bulat bukan kotak seperti layar computer 10 inchi yg wide.
Kadang terlalu banyak waktu yg kuhabiskan bersama laptop bulukan ini. Dia memang menawarkan banyak hal menarik dan mengajakku menelusuri berbagai belahan dunia. Tapi dunia tidak kotak melainkan bulat! Kita perlu keluar melihat secara nyata dan bersosialisasi dengan hati.
Sigh…
The world is not square!
Wednesday, October 1, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment