Sungai yg sangat dikenal baik oleh Sobek, Bali Adventure dan Bahama. Seiring keterkenalannya itu menjadikan semakin sedikit masyrakat setempat mandi disungai yang dahulu menjadi tempat mandi bersama itu.
Minggu sore yang cerah (tepatnya panas), membuat gerah dan keinginan bermain air semakin meninggi. Bersama seorang teman aku turun menyusuri setapak demi setapak, (kukira hanya beberapa meter), ternyata kami harus melalui beberapa belokan.
Haus?
tentu saja
Lupa bawa air mineral ?
itulah kebodohan kami.
Ditengah dahaga kami membayangkan sungai Ayung yang jernih beserta riak riak kecilnya. Temanku berkata
” sampai bawah kita langsung menyeruput airnya yang jernih”
”apa iya? tertawaku
Jawabannya
Memang tidak “ Iya”
Kami lunglai sampai ditepian sungai, tak ada riang gembira menyambut main air, kami memilih bengong, duduk dirundung nyamuk, hanya suara tepokan tangan yang bukan sorak sorai menyemangati yg rafting, tapi tepokan kejam membunuh nyamuk.
Sungai itu tidak securam waktu sering kukunjungi 12 tahun silam, saat aku sering membawa tipat cantok bersama teman-teman menanti senja datang.
Airnya tak jernih lagi, keruh, landai dan bau. Kami memperhatikan para bule yang rafting, mereka asik menciprat-cipratkan air sambil meneriakkan yel-yel adventuris. Kami berdua berpandangan tertawa, orang bule yg ga punya sungai kali yah.
Bau amis dari sungai menyerbak, kurasa sudah tercemar oleh limbag hotel yg berderet hingga ketebing-tebing, jadi apa bedanya sama suangai Badung?
Masih beda dikitlah menanti nasib yang sama saja.
Kumemperhatikan beberapa ibu yg bertenaga kuda jantan mengempeskan kano, melipatnya kemudian menjungjungnya diatas kepala, kami berdua berpandangan sejenak, berdecak kagum, sama kagumnya ketika menatap Iphone terbaru seri apple. Betapa hebatnya wanita itu menaiki tangga dengan beban 100 kg. Wanita yg sebelumnya kami saksikan hanya memakan 1 nasi bungkus tanpa lauk yg cukup dengan lahap dan cepat, secepat tanggannya membuang sampah ke suangai.
”wait” !!!
Nyaris ada yang terlewatkan, lupa aku bertutur jika perusahaan sebesar Sobek, Bali Adventure dan Bahama tidak memperhatikan hal seperti.
Membuang sampah sembarangan ke sungai!!!!
Tragis, menyedihkan dan miris menyaksikan sampah plastik berlomba dengan kano para rafter. Cuman bedanya sampah plastik tak dikayuh mampu mengayuh diri sendiri.
Ayung adalah aset mereka, dan mereka tidak memberikan arahan yang tepat pada para pekerjanya untuk menjaga ladang uang mereka. Memang tragis. Kamipun sepakat tidak akan jadi rafting melihat semua fenomena itu.
Nyaris 30 menit kami duduk memikirkan cara kembali keatas yang harus menapaki begitu banyak tangga. Memang benar kalau hanya difikir tak beri solusi melainkan makin banyak mendonorkan darah untuk nyamuk-nyamuk yg merubungiku.
Menapaki tangga satu persatu rasanya seperti perjalanan roh menuju pintu surga, begitu lelah, dan selalu mendongak sambil bergumam ” ah masih jauh”.
Kami memutuskan berenti setiap hitungan yang kurang dari 10 ( silahkan diartikan bahwa kami memang tidak kuat) Rencana awal latihan memperkuat Jantungku nampaknya tak berhasil malah akan membunuhku lebih cepat.
Anak-anak muda yg memakai tulisan atlet badung lari begitu santai dan sudah dua kali melewati kami naik turun. Memang cukup membuat hatiku tersinggung.
Pada pertengahan tangga, kami hanya mampu duduk kembali serasa seperti meditasi, hening mencari suksma yg terengah oleh nafas yg menyekat kerongkongan. Cobaan datang lagi ketika seorang kakek datang melintasi dengan menyeruput air mineral dingin. Kami berpandangan hanya menyengir, ternyata kami tidak sedang meditasi, tapi asli kami kelelahan.
James blunt mengalun dari Hp kami yg baru saja naik tingkat menjadi canggih, cukup lumayan untuk membuat kami bersukur masih ada hiburan untuk kami ditengah lelah dan haus.
Kapan ke Ayung lagi? Memang perlu difikir matang sebelum melangkah.
Walau senja disana begitu indah.
21 September 2008
Dua orang yg sepakat nampak bodoh namun bangga di hari itu.
Thursday, September 25, 2008
Kebahagiaan-kebahagiaan kecil
Bahagia , apa tolak ukur seseorang bahagia? Kurasa setiap orang mempunyai ukuran tersendiri, sangat relatif, bahagiaku belum tentu sama dengan bahagiamu.
Daun bahagia saat hujan turun, lain lagi dengan bahagia malam saat bulan menjelma, atau Ayam yang sangat bahagia saat matahari terbit karena kesempatannya menunjukkan kepintarannya berkokok.
Kata bahagia memang sangat sakral kudengar, menandingi sebait mantram gayatri. Tapi aku menemukan kesamaan khasiat mantram Gayatri dengan kerupuk atau es king kung yang harganya hanya 500 perak ( maaf bukan maksud hati meremehkan matram sejuta umat ini).
Tapi serius rasanya sama persis ketika aku mengunyah kerupuk dari beras yg di jual meme tangsi atau es roti yg di jual bapa Bitra. Sangat nikmat dan menyenangkan. Caraku memperlakukan juga sama, aku terpejam memakannya sama ketika aku melafalakan mantram sakti itu.
Jadi apa bedanya kerupuk, es roti dan mantram gayatri? Yah menurutku sih pasti beda, jika kita perlakukan beda. Akan sama jika menghayati dengan kesungguhan hati.
Siapa yang mampu ukur bahagia? Diri kita sendiri.
Sahabat carilah kebahagian-kebahagiaan kecil yang di hadirkan dalam hidupmu, nikmati dan hayati, hingga kita bisa merasakan betapa bersukurnya kita atas kehidupan yang maha unik ini!
Selamat menemukan kebahagiaan kecil!
Warung meme tangsi
25 September 2008
Daun bahagia saat hujan turun, lain lagi dengan bahagia malam saat bulan menjelma, atau Ayam yang sangat bahagia saat matahari terbit karena kesempatannya menunjukkan kepintarannya berkokok.
Kata bahagia memang sangat sakral kudengar, menandingi sebait mantram gayatri. Tapi aku menemukan kesamaan khasiat mantram Gayatri dengan kerupuk atau es king kung yang harganya hanya 500 perak ( maaf bukan maksud hati meremehkan matram sejuta umat ini).
Tapi serius rasanya sama persis ketika aku mengunyah kerupuk dari beras yg di jual meme tangsi atau es roti yg di jual bapa Bitra. Sangat nikmat dan menyenangkan. Caraku memperlakukan juga sama, aku terpejam memakannya sama ketika aku melafalakan mantram sakti itu.
Jadi apa bedanya kerupuk, es roti dan mantram gayatri? Yah menurutku sih pasti beda, jika kita perlakukan beda. Akan sama jika menghayati dengan kesungguhan hati.
Siapa yang mampu ukur bahagia? Diri kita sendiri.
Sahabat carilah kebahagian-kebahagiaan kecil yang di hadirkan dalam hidupmu, nikmati dan hayati, hingga kita bisa merasakan betapa bersukurnya kita atas kehidupan yang maha unik ini!
Selamat menemukan kebahagiaan kecil!
Warung meme tangsi
25 September 2008
Bersua kembali
Rindu untuk menulis akhirnya menyeruak kembali setelah 6 bulan saya menelantarkan kebiasaan menulis diblog. Kesibukan memang tak pernah ada habisnya. Banyak sekali cerita lucu, indah, seru hingga hal lainnya seperti menangis Bombay terlewatkan begitu saja. Ketika saat ini ingin menuliskannya, fyuh… sudah tak sedikitpun dapat diingat. Satu hal lagi yang saya sadari bahwa memori saya tak cukup kuat menampung begitu banyak peristiwa yang terjadi.
Ternyata menulis memang menjadi salah satu aktivitas yang cukup menyenangkan untuk meringankan hati. Bercerita dan berbagi membuat semua nampak menjadi ringan.
Salam buat teman-teman yang bersetia mengingat blog saya yang sesekali masih suka membuka dan membaca cerita-cerita usang.
Ca Yo!!! Saya kembali.
Saya juga ingin memperkenalkan adik dari galang bulan, yaitu http://lintanglakubintang.blogspot.com
Its me!
Salam hangat,
Kadek purnami
Ternyata menulis memang menjadi salah satu aktivitas yang cukup menyenangkan untuk meringankan hati. Bercerita dan berbagi membuat semua nampak menjadi ringan.
Salam buat teman-teman yang bersetia mengingat blog saya yang sesekali masih suka membuka dan membaca cerita-cerita usang.
Ca Yo!!! Saya kembali.
Saya juga ingin memperkenalkan adik dari galang bulan, yaitu http://lintanglakubintang.blogspot.com
Its me!
Salam hangat,
Kadek purnami
Subscribe to:
Posts (Atom)