Bahagia , apa tolak ukur seseorang bahagia? Kurasa setiap orang mempunyai ukuran tersendiri, sangat relatif, bahagiaku belum tentu sama dengan bahagiamu.
Daun bahagia saat hujan turun, lain lagi dengan bahagia malam saat bulan menjelma, atau Ayam yang sangat bahagia saat matahari terbit karena kesempatannya menunjukkan kepintarannya berkokok.
Kata bahagia memang sangat sakral kudengar, menandingi sebait mantram gayatri. Tapi aku menemukan kesamaan khasiat mantram Gayatri dengan kerupuk atau es king kung yang harganya hanya 500 perak ( maaf bukan maksud hati meremehkan matram sejuta umat ini).
Tapi serius rasanya sama persis ketika aku mengunyah kerupuk dari beras yg di jual meme tangsi atau es roti yg di jual bapa Bitra. Sangat nikmat dan menyenangkan. Caraku memperlakukan juga sama, aku terpejam memakannya sama ketika aku melafalakan mantram sakti itu.
Jadi apa bedanya kerupuk, es roti dan mantram gayatri? Yah menurutku sih pasti beda, jika kita perlakukan beda. Akan sama jika menghayati dengan kesungguhan hati.
Siapa yang mampu ukur bahagia? Diri kita sendiri.
Sahabat carilah kebahagian-kebahagiaan kecil yang di hadirkan dalam hidupmu, nikmati dan hayati, hingga kita bisa merasakan betapa bersukurnya kita atas kehidupan yang maha unik ini!
Selamat menemukan kebahagiaan kecil!
Warung meme tangsi
25 September 2008
Thursday, September 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment